
Tepatnya tahun lalu, saya dan Yuli serta dua orang teman yang juga tak kalah menggebu-gebunnya ingin menaklukkan dunia, dipertemukan dalam satu kelas privat IELTS. Menurut kacamata saya, kemampuan mereka bertiga (Yuli,Ifa dan Itha) jauh di atas saya.
Mereka adalah adek-adekku yang baru selesai kuliahnya, tapi anggap saja teman-teman seumuran dan punya daya juang tinggi untuk belajar. Proud of you all and suddenly you are burning my spirit. kami berempat dan satu lagi teman kelas cowok yang sudah menyerah lebih awal, entah karena kesibukannya atau menyerah pada takdir karena IELTS.
IELTS yang selalu bikin resah bahkan lebih resah dari menunggu jodoh, saking sulitnya untuk bisa dapat skor yang dipersyaratkan. Padahal sepanjang les juga, dari kami berempat, saya berada di peringkat pertama soal bolos. Pada saat saya minta trik untuk bisa cepat dapat skor tinggi, kata teacher βIka, tidak ada pilihan lain untuk bisa kejar skor kecuali fokus belajarβ.
‘Aduh bagaimana mi ini kasian, namau skaliami lulus?’. Pikiranku sudah mulai tidak tenang, rasanya ingin segera luls exam IELTS itu, selain itu paspor setahun lagi sudah expired tepatnya Maret 2017 dan stempel imigrasi masih itu-itu saja sejak tiga tahun lalu. Tuntutan untuk hadir ditengah-tengah students dan tuntutan untuk hadir sebagai students sudah semakin mendesak. Sisi positifnya, ketemu teman-teman yang mengingatkan kembali akan mimpi-mimpi yang dulu pernah terenggut oleh sadisnya penolakan yang kemudian diamini oleh meredupnya api semangat. Oleh kalian dan bersama kalian, serasa bangkit kembali dari mimpi buruk di masa lalu. Bagaimana tidak, itu terus di bahas tiap kali ketemu, ‘taksakko-sakkomi’ (keselek) itu beasiswa disebut-sebut terus.
Sejak Desember tahun lalu, mulai apply kembali setelah dicecar info dari berbagai penjuru, dari dosen, dari teman dan dari internet. Dari empat yang ter-submit, Alhamdulillah ditolak tiga, kemudian happy ending dengan masuknya email yang minta saya untuk segera kirim scan-an paspor. Disitu saya sudah mulai curiga kalau sepertinya saya diterima.
Kata dosen saya yang jadi recommender, kalau kamu tidak diterima juga salah satu dari empat ini Ika, capek juga saya kasih kamu rekomendasi. Beliau mungkin tidak tahu kalau ‘Hayati’ juga sebenarnya lelah oleh rekomendasi yang saya buat untuk ditanda tangani beliau. Bagaimana tidak, setiap kali saya bawa, mungkin oleh beliau dikiranya tesis, saking banyaknya lembar pengikutnya. Saya berharap langsung ditanda tangan, eh malah dikembalikan, padahal satu lembarji. Beliau bilang, “perbaiki bahasanya deh Ika, nanti sponsor tidak tertarik kalau terkesan biasa begini”.
Akhirnya, dari sekitar empat sampai lima kali ‘dipantul’ sama Pak Palmarudi baru memberi rekomendasinya, itupun sudah H-1 deadlinenya. Dalam hati saya menggumang, Tuhan, berjuang tak sebercanda ini kan?
Tempat ini, tempat yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya dan tentunya tidak masuk dalam list countries where I would like to visit. Tapi, saya selalu yakin pada rencana Tuhan yang selalu tersusun dengan apik. Di sini, di negeri naga kecil Asia ini, saya dipertemukan dengan begitu banyak ketakjuban dan kekaguman sepanjang perjalanan menemui salah satu takdir. Oleh kemampuan saya juga yang masih pas-pasan pastinya, tangga Asia adalah pilihan yang tentunya tak kalah menggiurkan untuk saat ini. Istilahku, ada tangga Asia yang harus kulewati. Semoga senantiasa diberikan kemudahan untuk menapaki tangga-tangga selanjutnya.
Terima kasih tak terhingga untuk semua kerabat yang selalu mensupport dalam bentuk apapun. Saya percaya, apapun bentuk impian itu, kelak akan datang menemui takdirnya di waktu yang tepat, Amiin. Kata teman sejawat sekaligus junior saya semalam, libatkan Tuhan dalam setiap rencana kita kak, saya percaya pertolongaNya akan datang di saat kita sudah hampir lengah tak berdaya tapi tak menyerah untuk tetap melanjutkan mimpi.
Sekian!
Taiwan, 24 September 2016
Oleh: Ikawati Karim (Mahasiswa PhD National Chung Hsing University Taiwan)
“Libatkan Tuhan dalam setiap rencana, saya percaya pertolongaNya akan datang di saat kita sudah hampir lengah tak berdaya tapi tak menyerah untuk tetap melanjutkan mimpi.”
Suka banget sama quote ini πππ
LikeLike
Ttp jaga semangat ya mbak Ira! π
LikeLiked by 1 person
Wuah.. jadi kita musti bicarakan terus ini si beasiswa biar tassakko’2 dan akhirnya latto’ alias dapat ini beasiswa dih kak.. hehehe.. inspiratif sekali.. apalagi tentang perjuangan meraih mimpi..
LikeLike
Hehe..iye de, tp ngemeng2 itu ava ta latarnya kyk sy kenal *ponre2 dam
LikeLike
Betul kak.. itu di bendungan ponre2 Bone.. kita pernah kesana juga kak?
LikeLike
Itu kampungku de… π
LikeLike
Eh kita orang bone pale kak.. hehehe *jadimalu* saya dua tahun lalu KKN di libureng tepatnya di desa baringeng.. pas lewat bendungan ini jadi singgah lihat2 π
LikeLike
Semoga kak Ahdan senantiasa di mudah kan jihadnya dalam menuntut ilmu,tunggu tulisan saya berikutnya kak,postingan sblmx jg ad sy tulis ttng suasana lebaran d negeri formosa.mksh kak editor π
LikeLiked by 1 person
Amin de Ika, semoga bisa sama2 lagi di Taiwan π
LikeLike